Jumat, 05 Oktober 2012

Kalimat Thoyyibah


Bismillah ; apabila hendak memulai suatu pekerjaan.
Alhamdulillah ; apabila selesai melaksanakan pekerjaan, atau ketika mendapatkan nikmat atau ketika selesai bersin.
Innalillahi wainna ilaihi raajiun ; apabila mendapatkan musibah atau kematian.
Subhanallah ; apabila terjadi/mendengar sesuatu yang mengejutkan.
Astaghfirullah ; apabila terjadi suatu kesalahan.
Masya Allah ; apabila terjai atau mendengar suatu yang mengagumkan.
Allahu Akbar ; apabila berhasil melaksanakan sesuatu sesuai harapn.
Na’udzubillah ; apabila ingin terhindar dari sesuatu yang tidak di inginkan, dan lain sebagainya.


Bisa juga dilihat di Catatan : www.facebook.com/mia.susmia

Jumat, 07 September 2012

Taubat Menurut Para Ulama




Pembagian dan Pengertian Taubat Menurut Para Ulama
  1. Menurut Imam Gazali, menjelaskan taubat adalah kembali dari memperturutkan syahwat dan menaati setan kepada jalan Allah. Al-Gazali membagi taubat menjadi tiga macam yakni :
1.       Taubat, yaitu kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan.
2.       Firor, yaitu lari dari kemaksiatan pada ketaatan, dari yang baik ke arah yang lebih baik.
3.       Inabat, yaitu taubat yang berulang kali sekalipun tidak berdosa.
  1. Menurut Zannun Al-Mishri, membagi taubat menjadi dua macam yakni :
1.       Taubat orang awam, yaitu bertaubat dari dosa.
2.       Taubat orang khowas, yaitu mukmin yang beramal semata-mata karena Allah.
  1. Menurut Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa taubat adalah menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan menyesali atas dosa-dosanya dan menaati perintah-Nya serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatan dosanya.
  2. Menurut Hamka, menjelaskan taubat adalah kembali setelah menempuh jalan yang sangat sesat dan tidak tentu ujungnya.
  3. Menurut A.Jurjani, menjelaskan taubat adalah kembali kepada Allah dengan melepaskan segala keterkaitan diri dari perbuatan dosa dan melakukan semua kewajibannya.

Bisa juga dilihat di Notes www.facebook.com/mia-susmia

Kamis, 06 September 2012

Beberapa Istilah yang Berkaitan dengan Hadits


Beberapa istilah yang perlu kita ketahui dan pahami berkaitan dengan Hadits  yang dikemukakan oleh para ahli Hadits, antara lain :
  1. Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw baik berupa perkataan, perbuatan, pengakuan atau sikap (Taqrir) maupun sifat beliau.
  2. Khabar adalah pendapat shahih yang hampir searti dengan Hadits, tetapi ada pula yang mengatakan berbeda. Hadits itu berasal dari Rasulullah saw sedang Khabar datangnya dari selain Rasulullah saw.
  3. Sunah merupakan konvensi sebagian ulama Hadits. Namun pendapat lain mengatakan bahwa Hadits dikhususkan dengan perkataan dan perbuatan Rasulullah saw sedang Sunah lebih umum, meliputi perkataan, perbuatan , pengakuan atau sifat Rasulullah saw sendiri.
  4. Asar menurut pendapat yang kuat semakna dengan Hadits, pendapat yang lain mengatakan, Asar adalah Hadits Mauquf (Hadits yang datangnya dari sahabat).
  5. Matan adalah bunyi suatu Hadits/materi berita yang disampaikan oleh Sanad (penyampai Matan) yang terakhir.
  6. Sanad adalah jalan yang menyampaikan atau menghubungkan Matan Hadits kepada Rasulullah saw.
  7. Isnad adalah seorang yang menjelaskan suatu Hadits sampai kepada orang yang menjadi sandaran Hadits itu,  atau Isnad itu searti dengan Sanad.
  8. Musnid adalah orang yang meriwayatkan Hadits dengan menyebut namanya.
  9. Musnad adalah nama kitab yang menghimpun seluruh Hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat. Dapat pula diartikan Sanad dan nama salah satu macam Hadits.
  10. Muhaddits adalah orang yang menghafal banyak Hadits (sedikitnya 1.000 Hadits) dan mengetahui benar-benar sejarah perowinya.
  11. Hafiz adalah orang yang hafal 100.000 Hadits dengan Sanad-nya.
  12. Hujjah adalah orang yang menghafal 300.000 Hadits dengan Sanad-nya.
  13. Hakim adalah orang yang menghafal lebih dari 300.000 Hadits dan menguasai seluruh Hadits yang diriwayatkan, sejarahnya beserta Sanad-nya. 

 Bisa juga dilihat di catatan www.facebook.com/mia-susmia

TAUBAT


Wahai Tuhan jauh sudah
Lelah kaki melangkah
Aku hilang tanpa arah
Rindu hati sinarmu

Wahai Tuhan aku lemah
Hina berlumur noda
Hapuskanlah terangilah
Jiwa di hitam jalanku

Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang Maha Pengampun Dosa

Ya Rabbi ijinkanlah
Aku kembali padaMu
Meski mungkin takkan sempurna
Aku sebagai hambaMu

Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang Maha Pengampun Dosa
Berikanlah aku kesempatan waktu
Aku ingin kembali
Kembali kepadaMu

Dan mungkin tak layak
Sujud padaMu
Dan sungguh tak layak aku
By : Opick

Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi berkata, “Sesungguhnya Allah senantiasa membuka tangan-Nya pada malam hari agar orang yang melakukan kesalahan di siang hari mau bertaubat, dan juga membuka tangan-Nya pada siang hari agar yang melakukan kesalahan pada malam hari mau bertabuat. Ini terus berlangsung hingga matahari terbit dari barat.” Rasulullah saw sendiri sebagai utusan Allah mengakui, “Wahai sekalian manusia, bertaubat dan memohon ampunlah kalian kepada Allah , karena aku sendiri setiap hari bertaubat sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim).
Dari segi bahasa, taubat berasal dari kata taaba, yatuubu, yang artinya kembali. Jadi taubat adalah kembali dari kegelapan menuju jalan yang terang dan lurus, atau kembali dari sesuatu yang tercela (menurut syara’) menuju sesuatu yang terpuji. An-Nawawi dalam Riyadus Salihin dalam bab taubat membagi taubat menjadi dua bagian. Pertama, untuk dosa yang dilakukan antara hamba dengan Tuhannya, dan tidak berhubungan dengan manusia, (QS. 42 : 45). Ini ada tiga syarat, yaitu berhenti dari kemaksiatan yang diperbuat, menyesali dan tidak mengulangi selamanya. Bila salah satu syarat ini tidak terpenuhi, taubatnya tidak benar.
Kedua, untuk dosa yang berkaitan dengan hak manusia. Syaratnya ada empat, yaitu tiga syarat pertama diatas ditambah dengan satu syarat yaitu membersihkan diri hak pemiliknya. Misalnya, kalau kita memfitnah seseorang maka kita harus meminta maaf kepadanya. Sedang Abullaits Assamarqandi dalam Tanbihul Ghafilin menyebutkan bahwa kalau kita bertaubat hendaknya disertai penyesalan dalam hati, istighfar dengan lidah, dan tidak akan mengulangi lagi selamanya. “Istighfar dengan mulut sedang ia tetap berbuat dosa bagaikan memainkan Tuhan,” sabda Rasulullah.
Seorang sufi pernah ditanya oleh muridnya, “Apakah ada tanda bahwa taubat itu telah diterima?”. Jawabnya, “Ya, ada empat tanda. Pertama, putus hubungan dengan kawan-kawannya yang tidak baik dan bersahabat dengan orang-orang sholeh. Kedua, menghentikan semua maksiat dan rajin melakukan perintah Allah. Ketiga, hilang dari hatinya rasa kesenangan pada dunia dan selalu ingat kesusahan akhirat. Keempat, percaya pada jaminan Allah dalam soal rezeki, lalu sibuk mengerjakan perintah Allah. Maka apabila ia memenuhi empat tanda itu, ia termasuk orang yang dicintai oleh Allah.”

Selasa, 04 September 2012

JANGAN TUNDA PEKERJAAN !



Allah berfirman, “Apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Jika itu semua sudah selesai, maka berharaplah kepada Tuhanmu” (Q.S. As-Syarh :7-8). Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan dua ayat ini menyatakan, Jika sudah bekerja maksimal dalam hal urusan dunia, maka kita semestinya berpaling ke hal-hal ibadah. Artinya, Allah mengajarkan bahwa pekerjaan apa pun akan menjadi bernilai di sisi-Nya jika dikaitkan dengan niat Ibadah, atau menjadikan amalan itu sebagai amalan yang bernilai Ibadah. Sebaliknya, amalan itu akan kosong dan sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan pengharapan tinggi kepada Allah.
Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Ibnu Umar pernah berkata, “Apabila engkau memiliki satu pekerjaan di waktu sore, maka lakukanlah waktu itu juga, jangan menunda hingga waktu Subuh. Demikian pula halnya, apabila ada pekerjaan diwaktu Subuh, lakukanlah di waktu itu, jangan sampai menundanya hingga waktu sore. Beramallah kalian ketika sehat untuk bekalmu ketika sakit, juga ketika hidup untuk bekalmu ketika meninggal nanti”.
Menunda pekerjaan sama saja artinya dengan menyia-nyiakan waktu. Waktu dibuang percuma, tanpa menghasilkan nilai apa-apa. Inilah hal yang paling dibenci Rasulullah saw dalam sejarah hidupnya, beliau tidak pernah menunda pekerjaan selama itu bisa dilkukan pada waktu itu juga.
Perintah mengerjakan Sholat diawal waktu menjadi bukti nyata bahwa Rasulullah saw adalah tipe orang yang tidak menyukai penunda-nundaan. Bahkan, karena pentingnya menghindari penundaan, Allah sempat mengecam orang-orang seperti ini sebagai calon orang-orang yang merugi. Firman-Nya, “Sungguh kerugian akan didapati orang-orang yang Sholat, yaitu mereka yang menunda-nundaa waktunya (sahun)”. (Q.S. Al-Maun :4-5).
Menunda pekerjaan sama dengan membuang waktu dengan percuma. Tentu ini bukan hal yang positi bagi kaum beriman yang selalu menjadikan setiap kesempatan menjadi bernilai pahala di sisi Allah swt. Menunda pekerjaan sama halnya membuang nilai (pahala) yang akan Allah swt berikan. Lebih jauh dari itu, sebagai umat manusia, kita sebetulnya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa dating. Penyesalan amat mungkin terjadi jika pekerjaan yang sebetulnya dapat kita lakukan saat itu juga, tapi kita tunda.
Kerja maksimal untuk meraih hasil optimal dari Allah swt itulah prinsip kerja yang Allah sampaikan. Tujuannya tiada lain adalah untuk keuntungan umat manusia itu sendiri di dunia dan akhirat.
Sumber : http://galleribumi.wordpress.com

HADITS TENTANG MENUNTUT ILMU


Ilmu yang tidak ada habisnya adalah ilmu Allah, karena ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Manusia diperintahkan terus-menerus untuk menambah ilmunya. Seluruh potensi yang ada seperti mata, telinga, akal dan qalbu hendaknya diarahkan untuk meraih ilmu yang bermanfaat yang dapat mengantarkan kepada iman dan taqwa kepada Allah.
Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat. Itulah makna yang dapat kita tangkap dari Surat Ar Rad ayat 11. Di sisi lain mencari ilmu bagi umat Islam hukumnya wajib.
Peranan ilmu dalam Islam sangatlah penting karena ilmu merupakan jembatan menuju sukses. Dengan ilmu, maka kebahagiaan hidup dunia dan di akhirat akan dapat tercapai.
“Diriwayatkan pula dari Abu Darda’ ra, dia berkata : ‘Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang melakukan perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkannya jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya bagi pencari ilmu karena senang dengan apa yang diperbuatnya. Dan sesungguhnya seorang yang berilmu akan dimintakan ampunan oleh seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, termasuk ikan dalam air. Dan keutamaan seorang yang berilmu dibandingkan dengan seorang yang yang ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas bintang-bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Dan sesungguhnya para nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham (harta) tetapi mereka hanya mewariskan ilmu, maka barangsiapa memeganginya maka ia memperoleh bagian yang sempurna’.” (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi)
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam.” (H.R. Thabrani)
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : ‘Barangsiapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan kepadanya jalan ke surga’.” (H.R. Muslim)

Semoga bermanfaat….:)