Kamis, 06 September 2012

TAUBAT


Wahai Tuhan jauh sudah
Lelah kaki melangkah
Aku hilang tanpa arah
Rindu hati sinarmu

Wahai Tuhan aku lemah
Hina berlumur noda
Hapuskanlah terangilah
Jiwa di hitam jalanku

Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang Maha Pengampun Dosa

Ya Rabbi ijinkanlah
Aku kembali padaMu
Meski mungkin takkan sempurna
Aku sebagai hambaMu

Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang Maha Pengampun Dosa
Berikanlah aku kesempatan waktu
Aku ingin kembali
Kembali kepadaMu

Dan mungkin tak layak
Sujud padaMu
Dan sungguh tak layak aku
By : Opick

Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi berkata, “Sesungguhnya Allah senantiasa membuka tangan-Nya pada malam hari agar orang yang melakukan kesalahan di siang hari mau bertaubat, dan juga membuka tangan-Nya pada siang hari agar yang melakukan kesalahan pada malam hari mau bertabuat. Ini terus berlangsung hingga matahari terbit dari barat.” Rasulullah saw sendiri sebagai utusan Allah mengakui, “Wahai sekalian manusia, bertaubat dan memohon ampunlah kalian kepada Allah , karena aku sendiri setiap hari bertaubat sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim).
Dari segi bahasa, taubat berasal dari kata taaba, yatuubu, yang artinya kembali. Jadi taubat adalah kembali dari kegelapan menuju jalan yang terang dan lurus, atau kembali dari sesuatu yang tercela (menurut syara’) menuju sesuatu yang terpuji. An-Nawawi dalam Riyadus Salihin dalam bab taubat membagi taubat menjadi dua bagian. Pertama, untuk dosa yang dilakukan antara hamba dengan Tuhannya, dan tidak berhubungan dengan manusia, (QS. 42 : 45). Ini ada tiga syarat, yaitu berhenti dari kemaksiatan yang diperbuat, menyesali dan tidak mengulangi selamanya. Bila salah satu syarat ini tidak terpenuhi, taubatnya tidak benar.
Kedua, untuk dosa yang berkaitan dengan hak manusia. Syaratnya ada empat, yaitu tiga syarat pertama diatas ditambah dengan satu syarat yaitu membersihkan diri hak pemiliknya. Misalnya, kalau kita memfitnah seseorang maka kita harus meminta maaf kepadanya. Sedang Abullaits Assamarqandi dalam Tanbihul Ghafilin menyebutkan bahwa kalau kita bertaubat hendaknya disertai penyesalan dalam hati, istighfar dengan lidah, dan tidak akan mengulangi lagi selamanya. “Istighfar dengan mulut sedang ia tetap berbuat dosa bagaikan memainkan Tuhan,” sabda Rasulullah.
Seorang sufi pernah ditanya oleh muridnya, “Apakah ada tanda bahwa taubat itu telah diterima?”. Jawabnya, “Ya, ada empat tanda. Pertama, putus hubungan dengan kawan-kawannya yang tidak baik dan bersahabat dengan orang-orang sholeh. Kedua, menghentikan semua maksiat dan rajin melakukan perintah Allah. Ketiga, hilang dari hatinya rasa kesenangan pada dunia dan selalu ingat kesusahan akhirat. Keempat, percaya pada jaminan Allah dalam soal rezeki, lalu sibuk mengerjakan perintah Allah. Maka apabila ia memenuhi empat tanda itu, ia termasuk orang yang dicintai oleh Allah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar